Bondowosoadalah salah satu kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Bondowoso terletak pada posisi melengkung dan dikelilingi perbukitan dan gunung, dan tentu saja yang paling terkenal adalah Gunung Ijen dengan kawahnya. Kawah Ijen dan 'Blue Fire', Pesona yang Sudah Terkenal Sampai ke Mancanegara. Dikirim oleh Madeline Romanov Buat KawahIjen Bondowoso, Banyuwangi sangat terkenal di mata para pelancong. Sebagai salah satu wisata alam yang populer di Banyuwangi, Kawah Ijen adalah bagian dari Gunung Ijen. Blue Fire di Kawah Ijen. Nggak cuman itu, salah satu alasan kenapa kamu bisa rugi banget kalo berkunjung ke Banyuwangi tapi nggak mampir di Kawah Ijen adalah, blue PaketWisata Kawah Ijen Blue Fire 2 Hari 1 Malam - DAPATKAN HARGA PROMO SEKARANG ! Paket Tour murah perjalanan petualangan ke kawah ijen yang memiliki keunikan Api Biru yang spectacular. Paket Tour api biru di Kawah Ijen adalah kunjungan dengan cara terbaik untuk menikmati keindahan Kawah Ijen Bondowoso / Banyuwangi. Banyuwangi-. Beginilah sejarah Kawah Ijen hingga membentuk api biru atau blue flame. Ternyata memang Banyuwangi lah satu-satunya yang memilikinya. Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen adalah satu-satunya tempat yang memiliki api biru. Terbentuknya Kawah Ijen terjadi pada 70 ribu tahun lalu. Dahulunya, Kawah Ijen adalah kaldera dari Gunung Ijen Lokasi Kawah Ijen, Curah Macan, Kalianyar, Sempol, Bondowoso, Jawa Timur 68288Koordinat: Klik DisiniTarif: Rp 5.000 - Rp 150.000 per OrangJam Operasional: 10 Gambar Kawah Ijen Blue Fire Bondowoso, Jalan Menuju Guest House Malam Hari. 17/06/2022 by REFT Digital. Lokasi: Kawah Ijen, Curah Macan, Kalianyar, Sempol, Bondowoso, ocop2. Pernahkah kamu mendengar nama Blue Fire Kawah Ijen? Yups, Kawah Iijen yang berada di Gunung Ijen menjadi salah satu destinasi wisata favorit wisata Malang dan Banyuwangi. Harga Tiket – Jam Buka24 JamAlamatKalianyar, Sempol, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur Nah, supaya semakin tahu tentang apa dan bagaimana cara bisa sampai ke sana, yuk simak dahulu artikel mengenai Kawah Ijen Malang berikut ini. Kawah Ijen Malang, Pesona Blue Fire Kawah Ijen adalah destinasi wisata yang lokasinya berada di antara kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso. Belakangan, Kawah Ijen Blue Fire menjadi sangat viral di kalangan wisatawan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung objek wisata ini, ada sekitar dua ribu pengunjung di setiap bulannya. Dengan tawaran pemandangan api biru abadi yang langka, siapa yang tak penasaran dengan pesona wisata ini. Selain fenomena Blue Fire dan sunrise point, masih ada banyak hal menarik lain yang bisa dieksplor di wisata Kawah Ijen ini. Namun sebelum itu, akan lebih baik jika kamu mengenal lebih dekat tentang sejarah Kawah ijen, objek wisata Kawah Ijen dan tips ke Kawah ijen. Deskripsi Blue Fire Kawah Ijen Mengapa sih Gunung Ijen ini terkenal? Gunung ini memiliki berbagai fenomena alam yang unik, salah satunya adalah kawah yang terletak di kawasan puncaknya. Kawah Gunung Ijen yang terkenal sebagai Kawah Ijen merupakan kawah terbesar di dunia dengan warna yang unik. Kawah dengan kedalaman 200 m dan sangat luas ini berwarna biru kehijauan dan terlihat sangat cantik. Tak hanya itu, Kawah Ijen juga sangat fenomenal karena merupakan kawah berapi biru yang keberadaannya sangat langka, bahkan hanya ada satu di Indonesia. Blue Fire Ijen inilah yang membuat siapapun tertarik untuk menyaksikan sendiri keindahan kawah ini secara langsung. Sejarah Kawah Ijen Informasi mengenai Sejarah Kawah Ijen pertama kali ditemukan dalam Tulisan di majalah Familia terbitan Desember 2003. Nama Ijen sendiri kabarnya mulai dikenal sejak kawasan ini kedatangan dua turis Perancis, yakni Nicolas Hulot beserta istrinya Katia Kraft tahun 1971. Kedua turis tersebut mengisahkan tentang pesona Kawah Ijen lengkap dengan kisah kerasnya kehidupan para penambang belerang. Kisah tersebut mereka tulis di majalah Geo, Perancis. Bisa dibilang kedua orang tersebut yang berperan banyak sebagai penemu Kawah Ijen. Namun, terdapat sejarah lain yang menyebutkan bahwa nama Gunung Ijen pernah muncul pertma kali pada masa penajajahan VOC. Kisahnya, pada masa penjajahan dulu ada seorang pangeran dari Kerajaan Wilis yang bergerilya melawan VOC dan berlindung di balik lereng pegunungan Ijen. Walaupun akhirnya kerajaan Wilis kalah dalam peperangan tersebut, kisah ini menjadi bukti Gunung Ijen sempat digunakan sebagai tempat persembunyian pejuang Blambangan. Alasan digunakannya Gunung Ijen sebagai lokasi persembunyian adalah karea struktur tanahnya yang bergunung-gunung serta dipenuhi hutan lebat. Sehingga terlihat sangat menakutkan bagi orang luar, ditambah kesan angker yang melekat di wilayah yang tak bertuan ini. Namun, lambat laun alam Ijen mulai tersentuh ketika Kompeni Belanda menyewakan tanah di daerah Panarukan, Besuki, Probolinggo. Tanah tersebut disewakan kepada saudagar dan penduduk Cina dari Surabaya yang sangat kaya raya bernama Han Chan Pit dan Han Ki Ko. Sejak saat itu, kawasan Ijen menjadi kawasan yang dijamah oleh manusia meskipun belum banyak juga yang tahu mengenai keindahan Kawah Ijen Blue Fire. Fakta Menarik Wisata Kawah Ijen Yang sangat terkenal dari Gunung Ijen adalah berupa pesona kawah ijen blue fire. Namun jangan salah, selain itu ada banyak hal menarik yang bisa kamu eksplorasi di sana. Selain itu, ada beberapa fakta unik mengenai wisata di Kawah Ijen ini. Ada apa saja ya kira-kira? Ijen Merupakan Gunung Berapi Aktif Perlu diketahui bahwa Gunung Ijen masih berupa gunung berapi aktif yang kapan saja bisa meletus. Gunung Ijen sendiri berada di dua kawasan yaitu Banyuwangi dan Bondowoso. Sementara Kawah Ijen berada di ketinggian mdpl yang juga masih menjadi bagian dari Gunung Ijen. Kawah Ijen yang memesona menjadi bukti kalau Gunung Ijen berupa gunung berapi yang masih aktif di kawasan Pulau Jawa. Fenomena Api Biru Ijen Tahukah kamu fenomena blue fire ini konon sangat langka lho. Bahkan di Indonesia saja hanya ada di Gunung Ijen. Tak hanya langka, blue fire kawah ijen malam hari sangat menakjubkan. Akan terlihat warna api kebiruan yang menyala-nyala bak mutiara yang memancar berkilauan. Sehingga jangan heran jika banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang tertarik datang jauh-jauh kemari hanya untuk menyaksikan secara langsung pesona wisata Ijen ini. Tak hanya para traveller, banyak para ahli geologi dan peneliti berkunjung untuk menggali lebih dalam mengenai fenomena tersebut. Bagi kamu yang juga tertarik untuk menyaksikannya, waktu yang paling tepat melihat keindahan api biru adalah pada saat dini hari. Dari Pos Paltuding, waktu pendakian yang dibutuhkan adalah sekitar 3-4 jam. Nah, kalau kamu sampai di puncak pada saat dini hari, tak hanya api biru yang menyala dengan sangat cantik, tetapi kamu juga bisa menikmati indahnya sunrise dari puncak Ijen. Sunrise Point yang Sangat Memukau Tak hanya kawah api biru Ijen dan juga danau dari kawahnya, kamu juga bisa mendapati pemandangan sunrise yang ciamik. Dari lokasi Kawah Ijen, kamu hanya perlu mendaki sekitar 500 meter lagi ke atas. Dari atas, kamu bisa melihat pemandangan kawah dan matahari terbit dengan angle yang cantik. Tidak kalah cantiknya dengan sunrise point di Penanjakan Bromo. Banyak Objek Wisata Kawah Ijen dan Sekitarnya Selain kawah Ijen Banyuwangi dan sunrise point, di sekitar wisata Kawah Ijen 2018 juga terdapat banyak objek wisata lainnya yang tak kalah mempesona. Kawah Wurung Adalah Kawah Wurung yang yang menawarkan keindahan berupa bukit teletubis. Wisata Kawah Wurung ini berada di kabupaten bondowoso dan berjarak sekitar 4 KM dari lokasi Kawah Ijen. Di lokasi ini juga ada sebuah bukit cinta dimana para wisatawan dapat mendaki dan menikmati pemandangan dari atas. Pemandangan dari atas sangat mempesona, terlebih saat musim hujan, rumputnya terlihat hijau dan sangat segar. Sementara ketika kemarau, rumput di bukit ini akan berwarna kekuningan. Untuk dapat memasuki kawasan ini, harga tiket dibandrol sekitar Rp Kawah Bulan Sabit Selain Kawah Wurung, ada juga Kawah Bulan Sabit yang terletak dibalik keindahan Kawah Ijen. Seperti namanya, kawah ini berbentuk mirip bulan sabit karena di tengah – tengahnya terdapat gundukan seperti bulan sabit. Tak hanya keindahan kawah yang menyerupai bulan sabit dan berada di ketinggian mdpl. Dari atas ini pengunjung juga bisa melihat pemandangan kota Banyuwangi dari ketinggian. Air Terjun Blawan Siapa bilang liburan ke Kawah Ijen melulu tentang kawah puncak gunung. Di sekitar lokasi Ijen juga terdapat air terjun yang juga selokasi dengan pemandian air panas. Namanya adalah Air Terjun Blawan yang terletak di Desa Kalianyar, Sempol, Bondowoso. Menariknya, air di terjun ini mengandung kadar belerang tinggi dan di sekitarnya banyak ditumbuhi Tumbuhan Makadamia. Air Terjun Kampung Anyar Berikutnya ada Air Terjun Kampung Anyar dimana terdapat 3 titik air terjun sekaligus Air Terjun Biddari, Air Terjun jagir, dan Air Terjun Sumber Pawon. Dari ketiga air terjun tersebut, Air Terjun Sumber Pawon menjadi lokasi yang sangat diminati wisatawan karena alirannya yang menyebar. Mengenai akses menuju lokasi air terjun sudah sangat bagus dan cukup lengkap fasilitasnya. Air Terjun Kali Pait Sama dengan Air Terjun Blawan, di Air terjun Kali Pait ini airnya mengandung belerang. Di sekitar air terjun juga banyak bebatuan yang menghiasi. Hal tersebut membuat pemandangan di sekitar air terjun sangat menarik. Namun demikian, air terjun ini masih terbilang baru dan jarang tersentuh tangan manusia. Air Terjun Kalibendo Kalau air terjun yang satu ini letaknya di Dusun Kampung Anyar dan asih dekat dengan Kawah Ijen. Air terjun Kalibendo ini memiliki ketinggian mencapai 10 meter. Pemandian Air Panas Di wisata Kawah Ijen juga ada pemandian air panas yang tentu airnya mengandung banyak belerang. Air di pemandian ini sangat bermanfaat bagi kesehatan dan tentunya sangat menyegarkan. Dengan berendam di pemandian ini, kamu dapat mengembalikan stamina dan berelaksasi menyegarkan badan dan pikiran. Tak hanya itu, airnya juga berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan juga pegal-pegal. Wisata Kopi di Kaki Gunung Saat berada di kaki gunung, kamu bisa melanjutkan eksplorasi di Dusun Lerek, Gombengsari, Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur. Di lokasi tersebut kamu bisa menikmati hidangan kopi khas Jawa Timur. Kopi khas kawasan ini biasa disebut kopi lego yaitu merupakan kepanjangan dari Lerek-Gombengsari. Kedua nama tersebut adalah daerah dimana kopi berjenis robusta tersebut tumbuh. Pemandangan Ciamik, Namun Juga Berbahaya! Kita tahu kalau pendakian semua puncak gunung memang sangat beresiko, namun apa sih yang membuat Kawah Ijen ini berbahaya? Yang menjadikan kawasan Ijen ini cukup berbahaya adalah keberadaan gas belerang yang keluar dari kawahnya. Saking berbahaya, kawasan Ijen juga seringkali ditutup disebabkan kandungan belerang yang sangat tinggi. Belerang sebetulnya tidak begitu berbahaya, bahkan zat ini memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan. Namun kamu perlu hati-hati terlebih jika kandungan belerangnya sangat tinggi dan dalam jumlah banyak. Hal ini tentu dapat membahayakan siapapun yang menghirupnya. Oleh sebab itu, kawasan Ijen sering ditutup meskipun banyak wisatawan yang sudah sampai di puncak. Mengapa demikian? Apakah dampak belerang sangat mengganggu kesehatan? Yups, bau belerang yang menyengat jika terhirup dapat membuat batuk-batuk serta pusing. Bahkan, hal ini juga dapat berakibat fatal seperti pingsan sampai meninggal dunia. Wah, mengerikan ya! Namun kamu tak perlu khawatirs sobat, karena pengelolaan serta pengawasan di Wisata Kawah Ijen sudah sangat baik. Saat berkunjung ke Gunung Ijen kamu akan menyaksikan bagaimana para pengelola sangat memperhatikan keselamatan para pengunjung. Selain itu, penambang di Gunung Ijen juga tak luput dair pengawasan pengelola tersebut. Perlu Ekstra Proteksi saat Pendakian Fakta lain yang kamu perlu tahu saat mendaki Gunung Ijen adalah perlunya peralatan perlindungan yang lengkap. Karena adanya gas belerang yang berbahaya, penggunaan masker saja tidak cukup sebagai perlengkapan keselamatan. Biasanya pengunjung sangat direkomendasikan untuk menggunakan masker yang dilengkapi penyaring udara. Masker tersebut biasanya bisa disewa saat di pos atau bahkan sudah disediakan pemandu jika kamu menggunakan pemandu wisata. Apakah tidak apa-apa tanpa masker tersebut? Untuk keselamatan kamu lebih baik menggunakan peralatan yang direkomendasikan pengelola. Karena dampak jika terlalu lama terpapar asap belarang sangat buruk untuk tubuh. Efek pertama yang dirasakan biasanya adalah bibir akan terasa pahit dikarenakan asap yang tidak tersaring. Warung Pondok Bunder Ada satu lagi nih yang menjadi daya tarik yang tak ketinggalan disambangi pengunjung saat menuju ke Kawah Ijen ini. Apa sih? Namanya Warung Pondok Bunder. Nah, saat melakukan pendakian tepatnya sekitar di kilometer 2, ada sebuah pondok dimana kamu bisa menyruput secangkir teh hangat atau kopi. Di pondok tersebut juga tersedia makanan sebagai pelepas lapar dan dahaga para pendaki. Tak hanya itu, biasanya pondok ini juga dijadikan tempat istirahat para penambang belerang. Di tempat tersebut juga para penambang menghitung berat belerang yang didapatkan sebelum dibawa turun. Ada Penginapan & Homestay Bagi kamu yang ingin totalitas menikmati indahnya wisata kawah Ijen Blue Fire tak perlu khawatir. Di kawasan ini ada beberapa homestay sebagai tempat beristirahat. Di homestay tersebut kamu bisa menyewa kamar dan menunggu waktu mendaki di pagi hari. Biaya sewa kamar per malam mulai dari Rp sampai Rp Pengadaan Kereta Gantung Ohya, FYI, kabarnya ada wacana untuk mengadakan kereta gantung atau cable car di kawasan ini. Hal tersebut sebagai upaya untuk mengembangkan wisata Kawah Ijen ke arah lebih baik. Tak hanya itu, diharapkan dengan adanya kereta gantung ini pengunjung dapat menikmati keindahan Gunung Ijen dengan maksimal. Juga, pengunjung juga tak perlu turun ke dasar kawah untuk melihat fenomena blue fire Ijen yang mendunia. Saksikan Penambang Belerang Mengais Rezeki Saat mendaki ke Gunung Ijen, tak hanya pesona wisata alam yang memukau saja yang bisa kamu saksikan. Saat memulai pendakian hingga puncak, kamu akan menemui sejumlah penambang yang menggantungkan hidup pada belerang. Kamu akan melihat sendiri bagaimana para penambang tersebut mengangkat beban berat mencapai 80 hingga 100 kg dari kawah Ijen. Bahkan, beberapa penambang dengan fisik dan stamina kuat pun mampu membawa beban lebih dari itu. Jika beruntung, kamu bisa bercakap akrab dengan para penambang, mereka akan sangat terbuka dan memiliki banyak cerita menarik yang kamu tak dapati di tempat lain. Mendaki Gunung Ijen tentunya akan memberi kamu banyak pelajaran hidup yang sangat menarik untuk diketahui. So, jangan lewatkan kesempatan belajar banyak hal saat mendaki di Gunung Ijen ini ya. Harga Tiket Masuk Kawah Ijen Terbaru Dengan pesona yang luar biasa, mungkin kamu penasaran berapa harga tiket masuk kawah ijen banyuwangi? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, simak daftar biaya yang dibutuhkan saat mengunjungi wisata Kawah Ijen berikut ini. Harga tiket masuk wisatawan lokal Rp weekdays dan Rp weekend Harga tiket masuk wisatawan mancanegara Rp weekdays dan Rp weekend Harga tiket parkir kendaraan Rp roda 2, Rp roda 4, dan biaya kemah Rp Harga tiket perlengkapan dokumentasi mulai dari Rp video komersil, Rp Handycam, dan Rp Fotografi. Estimasi Kawah Ijen Bagi kamu yang ingin menyaksikan Blue Fire Kawah Ijen, kamu harus tahu kapan jam pendakian wisata ini dibuka. Karena kamu tidak bisa sembarang masuk lokasi wisatanya. Pendakian pertama ke Kawah Ijen di ketinggian mdpl ini dibuka mulai pukul WIB dini hari. Jalur pendakian Kawah Ijen diawali dari pos Pal Tuding. Biasanya durasi normal pendakian ini memakan waktu sampai 3-4. Setelah dari pos ini, kamu tinggal mendaki saja naik tanpa melewati pos lainnya. Sehingga sekitar pukul dini hari kamu sudah sampai di puncak tertinggi Kawah Gunung Ijen. Pada Pukul – tersebut, kamu masih bisa menikmati indahnya api biru di area Danau Kawah Ijen. Setelah itu, kamu bisa naik ke puncak sekitar 500 meter saja untuk dapat menikmati sunrise di sunrise point Gunung Ijen. Rute Pendakian Kawah Ijen Untuk dapat sampai ke pos pertama yaitu Pal Tuding, kamu bisa berangkat dari Bondowoso maupun Banyuwangi. Namun, kebanyakan wisatawan lebih suka menggunakan rute Banyuwangi dibandingkan rute Bondowoso karena jaraknya yang lebih pendek. Dari pos Paltuding, kamu akan naik ke puncak dengan durasi waktu selama 3-4 jam. Nah, bagi kamu yang ingin menikmati sunrise, dibutuhkan pendakian sejauh 500 m lagi hingga sampai di puncaknya. Kisaran Harga Paket Wisata Blue Fire Kawah Ijen Bagi kamu yang berminat mengadakan trip ke Kawah Ijen dari Malang, ada beberapa jasa pemandu wisata yang bisa kamu coba nih. Paket wisata biasanya membandrol harga sekitar Rp untuk 2 orang. Sementara untuk 3 orang biayanya mencapai Rp Paket wisata Kawah Ijen Banyuwangi untuk 4 orang mencapai Rp Untuk paket wisata 5 orang, harganya mencapai Rp dan 6 orang sekitar Rp Nah, itu tadi seputar info mengenai wisata Kawah Ijen berikut paket wisata yang tersedia menuju ke sana. Bagaimana? Apakah sobat tertarik? Yuk segera agendakan liburan ke wisata Blue Fire Kawah Ijen yang fenomenanya sudah mendunia ini ya! Skip to content Paket WisataRental MobilSewa Bus PariwisataSewa MotorKontakTravel Blog Blue Fire Blue Fire yang ada di Kawah Ijen merupakan fenomena langka yang jarang terjadi di dunia. Fenomena api berwarna biru ini hanya ada dua di seluruh dunia dan salah satunya di Indonesia. Untuk menyaksikan kejadian alam ini pun tidak bisa setiap waktu, hanya pada waktu malam hari keindahan blue fire kawah ijen dapat terlihat. Meskipun bernama api biru, blue fire di Kawah Ijen ini bukanlah api betulan melainkan gas dari belerang. Gas belerang ini keluar dari celah-celah batu dan memiliki suhu yang dapat mencapai 600 derajat Celcius. Ketika gas tersebut bertemu dengan udara sekitar terjadilah reaksi kimia yang membuat gas menjadi berwarna biru dan terlihat seperti api. Meskipun bukan api betulan, blue fire mampu menarik minat baik lokal maupun mancanegara yang penasaran dengan keindahannya. Itulah yang membuat tempat wisata ini dan Kawah Ijen menjadi salah satu andalan tempat wisata Banyuwangi. Kegiatan Seru di Blue Fire Ijen Ada banyak hal seru yang bisa Anda lakukan di kawasan dengan ketinggian mencapai meter diatas permukaan laut ini. Berikut ini beberapa aktivitas menarik yang dapat Anda coba ketika berkunjung ke wisata objek wisata ini. Menyaksikan Keindahan Api Biru Hal wajib setelah berada di kawasan ini tentu saja menyaksikan keindahan Api Biru yang keluar dari celah bebatuan. Pesona blue fire ijen ini tidak kalah dengan blue fire lain yang ada di Islandia bahkan lebih mudah diakses. Pemandangan api berwarna biru terang terlihat menakjubkan ditambah lagi kerlap kerlip bintang yang nampak jelas di langit. Keindahannya sangat pas untuk Anda abadikan dalam foto atau upload sosial media. Fenomena ini pertama kali ditemukan pada tahun 1950 meskipun diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Meskipun sudah lama ditemukan, pesona objek wisata ini baru meledak pada tahun 2014 setelah muncul di berbagai media. Trekking di Malam Hari Untuk bisa melihat secara langsung bagaimana indahnya blue fire, Anda harus melakukan trekking sepanjang 30 km menuju lokasi. Jalur yang dilalui kebanyakan jalan setapak berpasir yang cukup landai dan hanya bisa dilalui beberapa orang sekaligus. Perjalanannya pun dilakukan pada saat dini hari sekitar pukul WIB. Hal ini karena fenomena blue fire kawah ijen hanya muncul dan dapat terlihat sampai pukul WIB saja. Pengalaman trekking atau mendaki saat malam hari ini bisa jadi pengalaman baru yang cukup mengesankan untuk Anda. Jangan lupa untuk mempersiapkan peralatan lengkap seperti senter dan jaket karena suhu di sini dapat mencapai 2 derajat celsius. Menikmati Pemandangan Jika Anda tidak sempat mendapatkan kesempatan menyaksikan blue fire, Anda masih bisa menikmati pemandangan indah dari kawah ijen. Sunrise kawah ijen ini sudah cukup terkenal menjadi sunrise terbaik yang ada di Banyuwangi. Suasana matahari terbit yang menyinari danau hijau tosca kawah ijen tidak kalah indah dengan pemandangan blue fire ijen. Anda bisa menyaksikan perlahan langit menjadi terang dan gunung terlihat menjulang menembus awan dari lokasi ini. Para penambang belerang yang ada disekitar kawah ijen juga menjadi pemanis pengalaman liburan Anda. Kawah ijen dan blue fire dapat memberikan paket wisata lengkap untuk Anda yang senang berpetualang Camping Pendakian yang dilakukan di malam hari terkadang menyulitkan pengunjung yang datang dari luar kota. Untuk itulah biasanya mereka memilih berkemah di kawasan paltuding sebelum nanti malam berangkat mendaki menuju puncak. Saat camping ini juga Anda bisa mempersiapkan segala keperluan yang harus dibawa seperti jaket, masker, dan minum. Anda juga dapat bersantai serta mengumpulkan tenaga agar dapat menikmati blue fire tepat waktu. Harga Tiket Masuk Blue Fire Kawah Ijen Untuk bisa menikmati keindahan blue fire, Anda harus membayar biaya retribusi kepada pihak pengelola Kawah Ijen. Biaya yang perlu dibayarkan juga tidak terlalu mahal terutama bagi wisatawan lokal, berikut ini rinciannya Retribusi Tarif Wisatawan Lokal Weekdays Wisatawan Lokal Weekends Wisatawan Asing Weekdays Wisatawan Asing Weekends Penginapan Taksi Gunung Parkir Motor Parkir Mobil Tarif yang tercantum di dalam tabel sewaktu-waktu dapat berubah tergantung kebijakan pihak pengelola kawasan wisata. Namun daftar ini bisa Anda jadikan referensi dan perkiraan biaya sebelum datang untuk melihat fenomena blue fire kawah ijen. Pemesanan tiket menuju kawasan wisata ini sekarang sudah bisa Anda lakukan secara online. Tujuannya untuk memudahkan wisatawan yang ingin datang sekaligus pemantauan jumlah wisatawan agar tetap nyaman. Jika Anda ingin biaya yang lebih murah dan bisa mengunjungi destinasi lain di Banyuwangi, pilih saja paket tour Banyuwangi. Di dalam paket paket ini segala urusan akomodasi dan destinasi liburan Anda sudah siap lengkap dari agen perjalanan terpercaya. Anda pun bisa menentukan sendiri destinasi yang ingin Anda kunjungi di Banyuwangi dan sekitarnya. Dengan begitu Anda bisa menghemat banyak biaya dan tinggal menikmati liburan santai di Kota Banyuwangi. Lokasi dan Rute Menuju Blue Fire Kawah Ijen Fenomena blue fire ini bisa Anda saksikan di kawasan Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen Banyuwangi. Pintu masuk kawasan ini berada di Bumi Perkemahan Paltuding, Dusun Curah Macan, Tamansari, Licin, Kabupaten Banyuwangi. Jarak antara Paltuding dengan Kota Banyuwangi sekitar 31 kilometer dan dapat Anda tempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam perjalanan. Mulai dari Kota Banyuwangi menuju Dusun Jambu, Desa Tamansari, baru dlanjutkan ke Bumper Paltuding di Dusun Curah Macan. Selain dari Banyuwangi, Anda juga bisa menuju Paltuding melalui Kabupaten Bondowoso meskipun waktu tempuhnya lebih lama yakni 2 jam. Dari Kota Bondowoso Anda berangkat ke arah Sempol lalu lanjut ke Banyupait baru kemudian tiba di Paltuding. Lebih mudahnya manfaatkan saja petunjuk arah dari Google Maps untuk tiba di lokasi Bumi Perkemahan Paltuding. Sebelum berangkat pastikan juga kendaraan Anda dalam kondisi prima karena jalur yang Anda lalui cukup berat. Anda bisa menggunakan jasa sewa hiace Banyuwangi jika mengunjungi tempat wisata ini bersama rombongan. Setibanya di Paltuding Anda masih harus berjalan kaki selama kurang lebih jam ke arah puncak kawah ijen. Fenomena blue fire baru bisa Anda saksikan setelah berjalan turun dari kawah sekitar 30 menit. Lama perjalanan yang melelahkan ini akan terbayarkan berkat pemandangan yang tiada duanya. Setelah melihat blue fire kawah ijen pun Anda masih bisa menikmati sajian panorama menakjubkan di Kawah Ijen. Jam Operasional Blue Fire Kawah Ijen Berada di lokasi yang sama dengan Kawah Ijen, membuat waktu operasional untuk menyaksikan blue fire pun ikut menyesuaikan. Tempat ini membuka jalur pendakian mulai dari pukul WIB sampai WIB setiap hari. Jam buka yang tidak biasa ini untuk menghindari bahaya gas beracun yang ada di kawah lewat jam WIB. Apalagi fenomena blue fire kawah ijen ini dapat terlihat hanya sampai pukul WIB saja, jadi lebih banyak pendakian malam. Jika Anda ingin berkunjung bisa berangkat sore atau malam hari ke area Paltuding untuk beristirahat sejenak sebelum pendakian. Selain itu hindari datang di hari jumat pertama setiap bulannya karena kawasan cagar alam biasanya tutup untuk pemulihan ekosistem. Pastikan juga Anda datang saat musim kemarau untuk mendapatkan pengalaman terbaik melihat api biru ijen. Karena saat musim hujan, jalanan yang Anda lalui jadi semakin licin dan berbahaya, selain itu api biru akan sulit untuk terlihat. Related PostsBagikan Artikel Ini Ke Page load link Fresh off a year where I got to frolic on countless Aussie beaches, and a week where I was surrounded by the iconic rice fields in Ubud, I wasn’t quite sure which type of beautiful landscape I was seeking next. But when some casual research on hiking in Java revealed a crater into which you can hike and see electric blue flames after dark, I didn’t have to think twice before plotting my next move. Seeing blue fire on the Ijen Crater hike around sunrise was an incredible, exhausting, and slightly scary experience. Read on to see how I did it, and how you can make the trek there as well. Options For The Kawah Ijen Hike Ijen Crater is on the eastern end of the island of Java, in Indonesia. It’s totally doable as a side trip from Bali without having to traverse Java you’d simply take a bus to the border likely from Denpasar, take a quick ferry ride to Java, and then a taxi into Banyuwangi. There are two routes you can take to reach the Kawah Ijen hike From the west Take a bus from Surabaya to Bondowoso, then another bus from Bondowoso to Sempol note there is only one bus daily for this leg, and it runs in the morning. Stay overnight in Sempol and hire an ojek motorbike taxi from here to the start of the hike. More details on this route via Be My Travel Muse From the east Stay overnight in Banyuwangi or Karangasem, which is closer to the trail but doesn’t have many options for accommodation, then hire an ojek or arrange a transfer via your hotel to the start of the hike. This option makes sense if you’re coming from Bali, but it also works if you’re coming from western Java en route to Bali because you can take the train to Banyuwangi and not have to worry about unreliable buses or inconvenient transfers. While the Ijen Crater hike is typically done at sunrise, you can also choose to hike it at sunset because the blue flames are visible as soon as it gets dark Sunrise Wake up around 1am, make the hour plus drive up the mountain, hike uphill in the dark, climb down into Ijen Crater to see the blue flames, and return to the top to watch the sunrise. Sunset Hike up at your leisure, watch the sunset from the top, climb down into the crater to see the blue flames. More details on the sunset trek via A Nomadic Existence Ijen Crater Hike At Sunrise From Banyuwangi In the Choose-Your-Own-Ijen-Adventure game, I elected to trek up to Ijen Crater from the east side because I always prefer to minimize transfers and make the uncomfortable business of schlepping a little less difficult whenever possible. Taking a direct train from Surabaya to Banyuwangi was immensely easier than the multiple bus transfers required to summit from the west side, and it was absolutely the right decision for me. I opted to hike in for sunrise because I thought that was the only option, but if I were to redo this experience I definitely would have done it at sunset instead. I’m regrettably not a morning person, and being up and about too early on too little sleep makes me nauseous. My hotel in Banyuwangi offered all-inclusive transfers to Ijen Crater for 250,000 rupiah US$18 this included roundtrip transfer in a Jeep, the entrance fee normally 100,000 rupiah, and use of a surgical mask to combat the fumes in the crater. The driver waited for us in the parking lot by the trailhead while we hiked in and out and then drove us back into town. While I had intended to do the whole thing independently, it was easier and cost about the same doing it via the hotel’s package. I’m especially glad to have been able to doze off in the car both there and back, which I wouldn’t have been able to do on the back of a motorbike on a bumpy/winding road if I’d hired an ojek instead. Also worth noting I didn’t notice any ojek drivers looking to take passengers back down to town from the parking lot afterwards, so I’m not sure how I’d have made it back without having my ride pre-booked. We left Banyuwangi at 1am and arrived at the Ijen parking lot around 2am maybe slightly later. The driver walked us over to the entrance, paid our entrance fee, and off we went! I kept pace with the French guy I drove in with for maybe 20 minutes before deciding it was a ludicrous speed to maintain if I wanted to keep puking off my early-morning agenda. I pulled over off the trail several times to de-layer, to hydrate, to catch my breath. You know I love hiking, but not on a tight timeframe – and certainly not at the ultimate ass-crack of dawn. Whenever I heard my fellow hikers ponder whether they’d make it in time to see the blue fire at Ijen Crater before it got too light out, I cranked it up a notch and surged forward. Incredibly, I made it to the top of the crater in about an hour they say to allow hours, though it felt like I was hiking for much longer than that. Hiking in the dark, up a stretch of never-ending hills, on just a few hours of sleep was disorienting for me. I had no concept of time or location until I saw the miners with their baskets at the top. If you’re not a morning person, get spooked by the dark, or aren’t fit, I’d highly advise trekking to Ijen Crater at sunset instead. THIS IS NO JOKE. Welp, here goes nothing! Around 315am, I slid a gas mask over my nose and mouth and started descending Ijen Crater. This mask was a complete game changer – do not hike into the crater without one! The sulphur fumes are strong, putrid, and just not good for your lungs. The mask was included in my hotel transfer package, but I believe you should be able to rent one at the trail entrance when you pay your admission fee. Before I saw the Kawah Ijen blue fire or any views, I passed by miners walking out of the crater carrying baskets of sulphur that they’ll sell for less than 5 cents a kilo. Some also guide tourists down to the blue flames or sell little sulphur trinkets to passers-by, to supplement their meager wages. I felt like such an entitled foreigner traipsing into their workplace for “fun” while these guys were putting their bodies through hell on a daily basis and making so little money for it. I hardly took any pictures of them because I just felt so bad. Once at the bottom of Ijen Crater, I followed some hikers up and around the mining area on the left side and they introduced me to the blue flames. I cautiously approached, turning away and shielding my face whenever the sulphur fumes blew in our direction and temporarily reduced visibility. It was very much like weathering a storm. There was one gust so strong that it knocked me over and left me gasping for air. Seriously, guys wear a gas mask! When I finally reached the edge, I saw this The blue flames actually aren’t lava, but rather result from sulphuric gases igniting upon making contact with air. I mean, holy ^*&$ is this for real?! I know I’m guilty of having referred to some other places as being “other-worldly” or “like being on another planet”, but nothing I’ve seen thusfar compares to having electric blue flames just a few feet in front of my face. You’ll want to limit your exposure to the sulphur fumes – I’d recommend an hour, tops, before climbing out of the crater. Go in with a plan get up close to the blue flames, then climb up the little hill nearby to catch a glimpse of the green crater lake. I almost missed this lookout point and only decided to follow someone else up there on a whim while making my way out. Don’t miss it! It was about 430am by the time I climbed the hill and took this shot thank you, image timestamp, with the blue flames still visible and the darkness starting to fade. I recommend starting the climb out of the crater by 445 if you want to catch the sunrise from above. On second thought, consider hanging out on that hill and waiting for sunrise if you can handle a little more time breathing in the stinky air. While I was able to see the lake from here, I couldn’t see it at all from the top because it was all fogged smoked? over. I sat on the crater edge for a good half hour waiting for it to clear, but it never did. Total bummer! At least I got to break in my new Merrell hiking shoes on this trek. They are SO COMFY. I was pretty bummed to have missed an epic sunrise over the crater lake, but the walk back down was glorious. The surrounding land was lit by golden light and painted with mist, making for an ethereal scene in the mountains. Just lovely. So, was it worth the exhaustion, sweat, early wakeup call, fumes, and effort? Totally. Kawah Ijen is unlike most any other hike you could possibly tackle, so if you love hiking and find yourself in Java or Bali – DO IT. See also All the things that went wrong on my Ijen Crater hike and in Java Tips For The Ijen Crater Hike Hike in from Banyuwangi on the east side, rather than Bondowoso/Sempol on the west side. That way you’ll only need to take one train, as opposed to two buses. Consider doing the Ijen Crater hike at sunset rather than sunrise, especially if you don’t function well early in the morning. Don’t even think of hiking without a gas mask, headlamp or flashlight, and good hiking shoes I’m a longtime fan of Merrell. Bring a camera with a wide angle lens to shoot the blue flames close-up. You won’t need a telephoto lens at all here. Allow extra time after sunrise in case the crater is fogged over, so that the fog and smoke can clear and reveal the beautiful blue lake inside the crater. Dress in layers. I wore a down jacket on the drive up, took it off 20 minutes in and hiked in a tanktop, then put the jacket back on once I’d hiked out of the crater. Everything you bring into the crater will smell of sulphur for WEEKS after your hike, so you might want to bring clothing/bags that you don’t really care about. Otherwise, expect to wash everything multiple times before the smell starts to fade. Pin it! Blue fire at Kawah Ijen has become well-known. Some people take the opportunity to visit this challenging tourist destination. This tourist destination is also a rare phenomenon that only exists in two places in the world. In Indonesia, you can see the unique blue fire of Kawah Ijen in Banyuwangi, East Java. Kawah Ijen itself is a famous domestic tourist attraction that is well-known both domestically and internationally. Kawah Ijen is a crater lake on Mount Ijen with a depth of 200 meters. Mount Ijen, located in Bondowoso, East Java, also invites many enthusiastic climbers. They do not give up easily until they reach the summit. Not only that, you can also enjoy the beauty of Mount Ijen during the day. The beauty of Kawah Ijen at night becomes an enchanting cure for fatigue. They are ready to be mesmerized by the beauty of the Bluefire Ijen tourist destination. The Unique and Rare Blue Fire Phenomenon at Kawah Ijen It’s no wonder that many tourists visit Kawah Ijen. After all, it is one of the most interesting, exotic, and rare tourist destinations that is the goal of the Bluefire Ijen tourist attraction. Change your mindset that only thinks of the beauty of visiting Mount Ijen, which can only be seen during the day. Nighttime is actually the paradise. Even though it’s cold, thousands of people want to see the beauty of the blue light. Bluefire appears right in the middle of sulfur miners around 200 in the morning. The contrast of color with the night atmosphere attracts the attention of many visitors and travelers. Ijen Crater Ticket and Opening Hours Be one of the lucky ones to enjoy the Blue Fire Ijen tourist spot. You don’t have to think about how much money you have to pay. If you climb Mount Ijen to hunt for blue fire during your vacation, you only need to pay Rp 7,500. Just like on regular days, it’s only Rp 3,000. Very cheap, isn’t it! This is different from the rates for tourists who want to visit the Ijen Bluefire tourist attraction. They must be prepared to pay around Rp 100,000 per person. However, not many tourists visit this beautiful paradise. How Can Blue Fire Occur? It turns out that the Ijen Blue Fire tourist attraction is not due to fire. This is a phenomenon where sulfur gas around 600 degrees Celsius comes out of rock fissures, which also meets the ambient temperature. This is what makes the blue fire turn light blue. Did you know if you still have guesses like that? Satisfying Facilities When you go to your destination, of course, you are not alone, but there is a guide who will follow and guide you. You will also find several suitable and supportive facilities on the way to the Bluefire Ijen destination. One of them is the availability of toilets and prayer rooms. The existence of these two institutions is very important. Because, of course, we need to calm ourselves down anytime and anywhere, and it is time for Muslims to perform prayers. By doing this, it will help you become more mature in preparing for the climb. Those who don’t want to go through the hassle of reaching the peak can use the Cheap Ijen Crater Tour Package in Banyuwangi. Not only that, but it also has five-star accommodation facilities. This place has great, unique, and beautiful features. Additionally, there is a Banyuwangi view as the background. The building style of the accommodation is very traditional and the price comparison is good, which does not require negotiation. When you are in the shop, you also get the impression that you are living in the Dutch colonial era. What’s unique is that there is an accommodation that uses an Arabic name and looks unique. The first impression is certainly the unique pattern, namely its wooden material. The Arabica inn also invites you to go back in time. Its price is also very cheap and guaranteed not to lose out if you become one of the visitors to this Ijen Bluefire tourist destination. For those who are interested in visiting or deliberately having fun, this is certainly very informative. Don’t miss the excitement and be careful with all the procedures and advice for visiting Kawah and Gunung Ijen. Get best deal for your vacation to Ijen Crater, private trip only $51 New Post-Pandemic Rules Although online registration for the Banyuwangi site is not strictly enforced, the Ijen Crater Tourist Park is managed by the East Java Natural Resources Conservation Agency BBKSDA and strict rules are followed to enforce visitor health practices. contains important information that potential visitors to Ijen Crater should pay attention to regarding the new rules that will apply from October 1, 2020. Starting from October 1, 2020, visitors to the Ijen Crater Nature Tourism Area must use a virtual account with the following provisions Tickets must be purchased online only through Buyers must provide correct information, including their name and NIK place of residence code in accordance with their KTP Indonesian identification card. Visitors must show their KTP during check-in. Please pay attention to the climbing date, as there will be no refunds for any mistakes made during the purchase process. Aside from ticket purchases, the website can only be accessed through the website, and payments can only be made through bank transfers. How to Purchase Ijen Crater Tickets Online Visit the BBKSDA East Java website Click the “Buy Ticket” button. You will be requested to log in using your Google email. Enter your profile information, including your name, NIK, phone number, and address. Before purchasing your ticket, there are usage terms that must be read and agreed upon. Next, your ticket order will be displayed. Enter the location of the protected area and the date of your visit. In this step, the number of available tickets for your chosen date will be displayed along with the ticket price. Select the number of passengers and the vehicle type you will be using. A maximum of 10 people can register with one virtual account. If more than 10, you must register/purchase again. Payment will be made to the virtual bank account of BNI 46 through a bank transfer and will be charged an administration fee of Rp 2000. After entering your data, make the payment for the amount displayed on the virtual BNI account number. Information on ticket reservations and e-tickets/reservation codes will be sent to the customer’s email, which can be checked in their email inbox or through the Purchase History menu on their customer account at Kawah Ijen Nature Reserve Ticket Prices When booking tickets for the TWA Kawah Ijen online, visitors need to understand a few things. For local visitors, the ticket price for TWA Kawah Ijen is Rp. 5,000/day on regular days and Rp. 7,000/day on holidays. The ticket price for foreign visitors is Rp. 100,000/day on regular days and Rp. 150,000/day on holidays. Parking fees for two-wheeled vehicles are Rp. 5,000, while fees for four-wheeled vehicles are Rp. 10,000 or more. The ticket price does not include insurance. All visitors are covered by accident insurance. Visitors must follow health protocols and understand the various visiting protocols. How to Get to Ijen From Bali, Surabaya, and Yogyakarta • Getting to Kawah Ijen from Bali You must leave Bali at night. Try to arrive at Ketapang Port before midnight. If you leave from Denpasar at 600 it will take about three hours to reach Gilimanuk Port. Night travel is usually relatively quiet and smooth. With a transit time of approximately 1 hour, you depart from Ketapang Port at around 900 PM WIB. Your first destination is Ijen Crater. The distance from Ketapang to Paltudingo is around 52 km, and according to Google Maps, the journey takes around 1 hour 40 minutes. You are expected to arrive at the Paltuding car park at around 1100 PM WIB. While waiting for the entrance gate to open, usually between 100 AM to 200 AM WIB, you can rest for another 2 hours before preparing to climb Ijen Crater, which is 3 km away. The hike to Ijen Crater takes about 3 hours, so you still have a chance to enjoy the blue fire and sunrise at Ijen Crater. Best deal! Ijen Crater tour from Bali only for $71 • Getting to Ijen Crater from Surabaya Here is the route to Ijen Crater from Surabaya that tourists must know to avoid getting lost. Using a Bus For those using the bus, get off at Purabaya Surabaya Terminal and get off at Banyuwangi Bus Terminal, which usually takes 7-8 hours, then take an ojek to the guesthouse. From the guesthouse around Banyuwangi, the journey to Ijen takes approximately 1 hour. And please note that there is no public transportation directly from Banyuwangi to Ijen at night. Using a Train For those who want to use the train, get off at Karang Asem Station in Banyuwangi. The reason you choose to get off at Karangasem station is that you can find cheap and comfortable accommodations/homestays and motorcycle rentals right in front of Karangasem station. And what’s more special, the motorcycle rental there does not require a deposit like other motorcycle rental companies. Using Private Car/Rental Car For those using a rental car, you have more flexibility and can adjust the timing. Starting from Surabaya, you can continue the journey to the cities of Probolinggo – Bondowoso. From Bondowoso, you can continue the journey to Mount Ijen, and then rest at a homestay/hotel in Ijen. After that, you can start hiking Mount Ijen early in the morning to reach the Ijen crater. Don’t worry, you will be accompanied by local and foreign tourists, and there are many sulfur mining workers who will follow your hike. • Getting to Kawah Ijen from Yogyakarta It is comfortable to use the train as traffic is less congested, comfortable, and relaxing, with no need to change vehicles during the journey. PT KAI provides a train route from Tugu Yogyakarta station directly to Kota Banyuwangi station with the Wijayakusuma train. The Wijayakusuma train offers three classes Pengemudi, Bisnis, and Ekonomi with fares ranging from IDR 270,000-485,000 per person. The journey takes about 12 hours, departing at 1820 WIB and arriving in Banyuwangi at 0525 WIB. During the journey, you will visit various cities, the beauty of rural and mountainous areas, and eliminate boredom on the train. Nearby Destinations • Kawah Wurung This tourist area is known for its lush green grasslands. As its name suggests, it is a tour around the Bondowoso crater. However, this crater is not as active as other craters that can push the Earth’s interior. When you are in this area, you will see a view surrounded by mountains. That’s why this tourist spot looks like a hill instead of a crater. This natural tourist area is not far from Ijen crater. The distance between the two is estimated to be only around 10 kilometers and can be accessed through the center of Bondowoso and Banyuwangi. Kawah Wurung, which means “unformed crater” in Javanese, is different from other craters because there is no water in it. However, from an altitude of 1500 meters above sea level, you can see a very interesting and unique view. This crater tourist area offers various activities that can be done, and the scenery can be a beautiful and interesting background for your photos. • Jagier Waterfall This 20-meter-high waterfall is not alone, so when you visit it, you can see two other waterfalls near Jagier Waterfall. However, the other two waterfalls do not come from the river but from three different sources, namely Jagir Spring, Buyut Spring, and Pawon Spring. Because these three waterfalls are located close to each other, people often refer to this tourist attraction as the Twin Waterfall or Vendade Waterfall. Of the two waterfalls near Jagier Waterfall, the most unique and attention-grabbing is the Pawon Spring. It is named after its location behind a resident’s kitchen “pawon” in Javanese. In addition, this waterfall also has the most beautiful view, as its water flow is not so strong and quite wide, so there appear to be two or three water flows in one place. Under this waterfall, there is a constantly flowing pool that is large enough for people to bathe and soak in. • Pendopo Banyuwangi Pendopo is generally associated with feudal buildings and seems closed off from society, which is very different from the Pendopo Sabha Swagata Blambangan, the Banyuwangi government official residence. Established in 1771, this pavilion has become one of the icons of Banyuwangi that you can visit during the Sunrise van Java city tour. The pavilion building is located in the Sritanjung Park area. This area was once called the “macapat administrative system” with Sritanjung Park as a meeting place square for residents, then Pendopo as the Jami administrative center in the north of the area. The mosque is a place of worship on the west side of the square, the prison as a symbol of security the current Sritanjung Mall on the east side of the square, and the Banyuwangi market as the center of economic activity. See the unique cultural diversity of Banyuwangi, from traditional dance to unique place • Boom Beach This beach is one of the favorite places for tourists who come to witness the sunrise. Its name is taken from the city of Banyuwangi and the sunrise in Java. You can see the beauty of Bali Island from this beach location. This tourist spot is often used to hold various international festivals. This beach is usually known for its white or golden sand. However, the sand at Boom Beach in Banyuwangi is black and has a dark grayish hue. The shiny black sand found on this beach is said to contain many minerals that can be used to cure bone and skin diseases. Visitors to the beach will not only enjoy its natural beauty, but also cultural tourism organized by beachgoers. One of the tourist attractions that can be enjoyed is the Pawai Gandrung Sewu, a cultural procession that showcases the traditional dance of Banyuwangi performed by 1,000 enthusiastic dancers. Next Article Banyuwangi Regency Is Ready To Become a Leading Tourism Destination DOK. Rendra Kurnia/National Geographic Indonesia Blue Fire di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. - Secara geografis, Indonesia terletak pada rangkaian ring of fire atau cincin api. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration NOAA, ring of fire merupakan rangkaian gunung berapi yang membentang sepanjang kilometer km di Samudra Pasifik. Terdapat 127 gunung berapi aktif yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, 19 di antaranya berada di Pulau Jawa. Salah satu gunung berapi tersebut adalah Gunung Ijen yang terletak di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Gunung dengan ketinggian meter dari permukaan laut mdpl ini masyhur dengan pesona api biru blue fire di kawahnya. Keberadaan blue fire di kawah gunung terbilang langka karena hanya ada satu tempat lagi di dunia, selain Kawah Ijen. Untuk diketahui, blue fire di Kawah Ijen merupakan hasil reaksi dari gas bumi yang bertemu dengan oksigen pada suhu di kawah tersebut. Proses pembakaran alami ini menghasilkan api berwarna biru dengan semburat merah-jingga yang menutupi permukaan kawah. Namun, keindahan blue fire di Kawah Ijen hanya dapat dilihat saat cahaya temaram. Waktu yang paling ideal adalah mulai dini hari hingga menjelang subuh. Tak heran, banyak pelancong yang rela melakukan pendakian malam hari untuk menyaksikan fenomena geologi tersebut, seperti yang dilakukan Rendra Kurnia. Baca Juga Abdoel Rivai, Jurnalis Hindia Berbahasa Melayu di Negeri Belanda Lebih dari sekadar ingin melihat dengan mata telanjang, fotografer profesional itu berupaya mengabadikan keunikan cahaya Kawah Ijen dengan bidikan mata kamera lewat program Nawa Cahaya Capture the Unique Lights in Indonesia. Rendra bercerita dibutuhkan waktu sekitar dua jam untuk bisa mencapai Kawah Ijen. Jalur yang curam dan penerangan yang minim membuatnya harus hati-hati betul mendaratkan tiap langkah. “Untuk mencapai kawah, saya harus melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Karena medan cukup licin dan curam, agar tidak terjatuh, saya mencoba mengikuti irama langkah bapak-bapak penambang dari belakang,” kata Rendra saat dihubungi Tim National Geographic Indonesia, Senin 7/2/2022. Kesulitan belum usai saat Rendra berhasil mencapai bibir kawah sekitar pukul dua dini hari. Sebab, tak mudah menemukan spot yang tepat untuk memotret keelokan Kawah Ijen, terutama karena harus berjuang melawan tebalnya asap belerang. Guyuran hujan saat itu pun sedikit menyembunyikan cakrawala dari pandangan. Dalam kondisi cuaca demikian, menurutnya, cahaya blue fire sangat minim. Dia harus menunggu angin sedikit lebih tenang agar foto yang dihasilkan lebih optimal. “Sempat hujan waktu tiba di dasar kawah, sehingga cukup kesulitan untuk memotret momen blue fire. Pada waktu yang sama, asap belerang yang begitu tebal membuat bidikan foto saya kurang maksimal dan tidak sesuai konsep yang disusun sebelumnya,” cerita Rendra. PROMOTED CONTENT Video Pilihan

blue fire kawah ijen bondowoso